Sabtu, 28 Februari 2009

The Butterfly Effect

Jika pernah menyaksikan film dengan judul yang sama : “The Butterfly Effect”, maka tentu istilah tersebut sudah tidak asing lagi (Kalau belum nonton…nonton dulu deh). Memang, dalam film fiksi-ilmiah tersebut ada beberapa hal yang bersifat “fiksi” (seperti biasanya film fiksi-ilmiah), namun ide dasar dari film tersebut memang memiliki landasan ilmiah.
Efek kupu-kupu (The Butterfly Effect) lahir setelah pada tahun 1962, seorang Profesor di MIT, Edward Norton Lorenz, menemukan hal yang sangat mengejutkan. Lorenz yang merupakan profesor dalam bidang meteorologi, saat itu seperti hari-hari kerjanya, mencetak hasil perhitungannya di atas sehelai kertas dengan format enam angka di belakang koma (...,506127). Kemudian, karena ingin mempersingkat waktu kerja dan menghemat kertas, ia membulatkan digit angka dengan melibatkan tiga angka saja di belakang koma (...,506). Nah, sekitar satu jam berlalu, ia dikejutkan saat melihat kertas datanya yangmenunjukkan hasil sangat berbeda dengan yang diharapkan. Saat data angka diplot dalam kurva, kedua kurva semula berimpit, namun lambat laun bergeser dan menyimpang dari seharusnya, sampai membentuk pola indah mirip kupu-kupu, inilah yang disebut butterfly effect.

Secara dramatis efek ini bisa berarti: ”kepakan sayap seekor kupu-kupu di hutan belantara Brazil (dengan pembulatan hanya sekecil 0.000127), akan menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian”.
Temuan Lorenz inilah yang kemudian melahirkan teori chaos, yang dikenal sebagai sebuah sistem atau fungsi matematis yang sangat peka terhadap kondisi awal. Sedikit perubahan pada kondisi awal saja, dapat mengubah secara dramatis perilaku sistem pada akhirnya.
Jika hendak diekstrapolasi dalam kehidupan: kesalahan yang sangat kecil, bisa saja menyebabkan bencana besar dikemudian hari. Demikian juga perbuatan baik yang kita anggap remeh, mungkin akan berdampak besar bagi kemanusiaan. (Meminjam ungkapan Andrea Hirata) Jadi, pelajaran moral nomor 167 a : ”Jangan abaikan dosa kecil, dan jangan sepelekan perbuatan baik. Meski menyingkirkan duri dari jalanan”. Sedangkan pelajaran moral 167 b : ”Tanamlah pohon meski besok hari kiamat”. Jangan tanya pelajaran moral nomor 1 sampai 166, sebab memang belum ada....

sumber:

1) http://ishacovic.multiply.com/journal/item/32/EFEK_KUPU-KUPU_THE_BUTTERFLY_EFFECT