Minggu, 03 Februari 2008

TULISAN SETAJAM PISAU….

Sebilah pisau punya efek negatif dan positif. Tergantung pemakainya, bila berada di tangan orang yang baik-baik akan termanfaatkan untuk yang baik-baik minimalnya aktivitas yang memang diperlukan. Bisa untuk memotong kambing kurban, memotong daging dan sayur mayor serta yang lain-lain. Tapi gawat, jika pisau jatuh ke tangan perampok berwatak jahat, pisau bisa digunakan untuk memalak orang, menggorok leher, atau menusuk tubuh orang lain, pisau pun bersimbah darah. Demikian pula, pisau menjadi sesuatu yang mengerikan jika dipakai oleh seseorang yang kurang tahu fungsinya, misalnya digunakan oleh seorang anak kecil yang belum tamyiz untuk bermain-main, diputar-putar, diacung-acungkan ke teman-temannya, Ngeri bukan?

Nah, demikian pula sebuah tulisan, bisa menghasilkan hal yang baik-baik bisa juga sebaliknya. Pena tadi akan menghasilkan kebaikan dan pahala jika digunakan untuk menulis yang baik-baik, mendakwahi orang, menerangkan kebaikan, mengajak orang untuk beribadah kepada Allah, mengubungkan silaturahim, dan lain-lain. Namun pena akan menghasilkan dosa jika digunakan untuk kejahatan, memprovokasi massa, melecehkan agama Allah dan pemeluknnya, mengumbar pornografi, menyebarkan ajaran sesat, ataupun mengumpat serta sumpah serapah pada orang lain.

Terkadang juga terjadi, karena kekuranganmampuan menggunakan bahasa tulis yang tepat seseorang terlihat seperti melakukan keburukan. Karenanya dalam dalam menulis diperlukan proses koreksi atau editing sebelum diluncurkan, demi meminimalkan kesalahan. Proses editing ini begitu urgen sekalgus memegang kunci pokok hitam putih sebuah tulisan. Akhirnya, budaya menulis (yang baik-baaik) adalah aktivitas yang perlu terus dikembangkan, dan proses ini harus didahului dengan proses membaca dan belajar, semakin banyak kita berlatih menulis, maka tulisan kita akan semakin bagus, semakin kita banyak membaca maka tulisan kita akan semakin bermakna

KESABARAN TANPA BATAS

Kesenangan dan kesedihan, tawa dan air mata adalah dua hal yang senantiasa menghiasi lembaran hidup kita. Dengan keduanya Allah SWT menguji hamba-hambaNya, yang akhirnya akan diketahui siapakah insan yang beriman. Merekalah orang-orang yang bersyukur tatkala mendulang nikmatNya dan bersabar manakala cobaan melanda diri. Namun, sabar adalah kata yang begitu ringan diucap, berat diamalkan. Karena sesuatu yang disebut bersabar adalah jika mampu menjalani musibah itu tanpa menyertakan keluhan kepada makhluk. Bila mau jujur, kita sering belum mampu bersabar, karena masih ternyata masih banyak keluhan yang kita ucapkan di setiap ujian yang Allah timpakan kepada kita, baik keluhan itu berupa ungkapan penolakan aau tidak terima terhadap takdir yang kita sampaikan kepada orang-orang di sekitar kita, ataupun yang kita simpan sendiri di dalam hati. Apabila kita mau menengok perjalanan nabi dan para sahabat, maka sungguh akan kita dapati bahwa ujian yang terjadi pada kita sangat jauh lebih ringan dibandingkan dengan ujian yang menimpa mereka. Sehingga sangatlah tidak pantas jika kita mengeluh dengan hal yang ringan ini. Lantas apa yang membuat mereka begitu bersabar dalam menjalani cobaanNya? Diantaranya adalah karena mereka sangat yakin bahwa Allah akan membalas kesabaran mereka dengan sesuatu yang jauh lebih berharga yaitu pahala tanpa batas.

Firman Allah SWT yang artinya, “Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10)

Disamping itu Allah menjanjikan sebuah tempat kesudahan yang baik yaitu surge And bagi orang-orang yang bersabar.

Maka, kerugian bagi orang-orang yang lebih menuruti hawa nafsu dengan tidak bersabar atas ujian yang ditimpakan RabNya, yang bermakna ia telah menyia-nyiakan pahala dan surgaNya serta janji Allah, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar”

Kesabaran sungguh berbalas tanpa batas.

*) dikutip dari majalah elfata

Mengembalikan GRUB UBUNTU

Pengalaman waktu install Linux pertama kali dengan dual boot (w*****s&ubuntu), dan sewaktu si w*****s saya install ulang ternyata GRUB dari ubuntu saya hilang, nah mungkin cara ini bisa di coba buat sahabat-sahabat yang pernah mengalami hal serupa:

1. boot live cd ubuntu
2. setelah masuk live session buka Applications>>Accsesories>>Terminal
3. ketik "sudo grub"
sakrasemangat@muslim-desktop:~$ sudo grub
[ Minimal BASH-like line editing is supported. For
the first word, TAB lists possible command
completions. Anywhere else TAB lists the possible
completions of a device/filename. ]

grub> find /boot/grub/stage1 (enter)>>>>untuk mengetahui dipartisi mana GRUB di instal
setelah di enter akan muncul partisi yang terinstall GRUB sebelumnya, contoh:
grub> find /boot/grub/stage1
(hd0,2)

grub>
kemudian langkah selanjutnya...
grub>root (hd0,2)
*)hd0 disini menunjukkan bahwa komputer mempunyai satu buah harddisk
*)angka 2 menunjukkan partisi dimana GRUB terinstal sebelumnya
langkah selanjutnya....
grub>setup (hd0)
langkah terakhir...
grub>quit kemudian restart dech...

InsyaAllah setelah komputer restart GRUB akan kembali seperti semula...

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!!!